FESTIVAL BIBIAN 1446H DAN TENTANG BERDAMAI DENGAN ALAM

Ini sudah festival ke-3 kalinya yang dilaksanakan setiap Ramadhan, biasa kita laksanakan di 10 terakhir bulan suci ramadhan di Lajer Pote permaculture bersama warga dan volunteer. Namanya festival bibian, dulu kegiatan Selamatan Bibian dilaksanakan hanya per individu, kami bersyukur hari ini menjadi sebuah acara ritual komunal yang dilaksanakan bersama-sama oleh warga di kebun Lajer Pote.


Bibian Tidak Hanya Sebuah Kegiatan Berbagi Berkah Namun Juga Sebuah Gerakan Eco Sosial Masyarakat Sulek

Tradisi bibian menjelang 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, harus tetap lestari. Selain anjuran memperbanyak Shodaqoh khususnya di hari terakhir pada bulan Ramadhan, Bibian juga mempunyai nilai folosofi yang erat kaitannya dengan lingkungan. Dulu sesepuh desa, para orang tua menggunakan daun sebagai wadah makanan yang nantinya dibagi-bagikan kepada masyarakat dan sanak saudara, hal tersebut mengajarkan kita bahwa alam menyediakan semua untuk kita. Selain itu juga kegiatan ini juga mengajarkan kita untuk peka terhadap lingkungan sosial.




Hari ini banyak kegiatan sosial ditengah masyarakat kita apa lagi menjelang ramadhan atau hari raya, yang secara tidak langsung kegiatan tersebut merusak ekosistem alam kita. Misalkan penggunaan pelastik dan stylofoam yang berlebihan. Memang terkesan simple namun kita tidak sadar dampak yang akan ditanggung kita, seperti pencemaran lingkungan, banjir dan bahkan bisa lebih dari kedua dampak yang telah disebutkan. Dari itu, kegiatan Festival bibian kita kemas dengan kegiatan berbagi pangan sehat untuk masyarakat tanpa merusak alam dengan menggunakan kemasan organik yang terbuat dari daun jati dan daun pisang.

Apa saja kegiatannya ?

Kali ini festival bibian dilaksanakan selama dua hari, dimulai dari Tanggal 23 Ramadhan sampai Tanggal 24 Ramadhan. Kegiatan di hari pertama festival bibian, bersama warga dan volunteer membuat menu nasi bibian yaitu nasi yang dibungkus daun jati lengkap dengan lauk sayuran, tahu dan tempe serta ikan kering dan tidak lupa sambal dheres. Kali ini  kami memasak beras sebanyak 30 Kg dengan jumlah total nasi bibian sebanyak 300 bungkus.




Hari kedua, warga bersama volunteer membuat kue lebaran yang nantinya akan diberikan kepada dhuafa dan komunitas yang tergabung di kebun permaculture lajer pote, mereka rata-rata adalah lansia. setelah packaging kue kering kami juga membagikan sembako sebanyak 30 paket untuk orang dhuafa disekitar kebun.

Harapan kami

Harapan kami, semoga banyak komunitas yang mencontoh gerakan eco social kami, dan kami juga banyak  berharap ini menjadi edukasi untuk gerakan sosial.  Terima kasih kepada teman-teman volunteer " teman semeja" dan Mahasiswa IAI Attaqwa prodi ekonomi syariah- Bondowoso dan kepada mbah-mbah hebat plus warga desa Sulek Kecamatan Tlogosari Bondowoso.










1 komentar:

  1. Bersyukur sekali bisa bergabung dengan Festival Bibian tahun ini. Terima kasih Lajer Pote dan Desa Sulek!

    BalasHapus